MerangkumVerywell Health, batuk dapat terjadi sebagai mekanisme pertahanan alami tubuh untuk membersihkan saluran pernapasan dari zat yang dianggap asing. Iritasi dari refluks asam lambung di tenggorokan juga bisa menyebabkan batuk.7 Nov 2021. 2. Makanan berlemak Selain makanan pedas, makanan berlemak juga bisa menjadi pemicu naiknya asam lambung. FungsiAsam Pikrat: 1. Sensitizer dalam emulsi fotografi 2. Mensintesis senyawa kimia antara lain seperti kloropikrin dan asam pikram 3. Digunakan sebagai alkali pikrat untuk melakukan identifikasi dan analisis berbagai zat 4. Fiksatif sel dan jaringan yang kami tawarkan di ROFA Laboratorium Centre 1. Kandunganyang terdapat pada jeruk nipis ialah vitamin C, vitamin B, vitamin A, vitamin B6, kalsium, kalium, magnesium, dan juga terdapat asam pantotenat. 5. Melegakan perut. Dilanjutkan dengan perjalanan melalui kerongkongan (esophagus) menuju lambung, dimana di dalam lambung terdapat asam lambung yang berfungsi mencernakan makanan tersebut Vay Tiền Nhanh Ggads. “Asam askorbat atau vitamin C merupakan nutrisi yang berfungsi untuk membentuk kolagen, yaitu suatu zat yang berperan penting dalam memperbaiki gigi, tulang, dan kulit. Kamu bisa menemukan nutrisi ini dalam berbagai buah dengan rasa asam dan beberapa jenis sayuran.” Halodoc, Jakarta – Vitamin C memiliki peran yang sangat penting berkaitan dengan bermacam proses yang terjadi pada tubuh. Ini termasuk menjaga dan membuat kerja sistem imunitas tubuh lebih optimal, membantu proses pembentukan protein, kolagen, hingga membantu meningkatkan penyerapan zat besi pada tubuh. Sayangnya, vitamin C tidak bisa terbentuk secara alami pada tubuh. Artinya, untuk bisa memenuhi kebutuhan harian tubuh akan vitamin satu ini, kamu perlu mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C. Misalnya, tomat, jeruk, bayam, stroberi, atau buah kiwi. Namun, kamu juga perlu memperhatikan bahwa ada beberapa kondisi yang meningkatkan risiko tubuh kurang vitamin C, yaitu diet yang tidak tepat dan kebiasaan merokok. Baca juga 8 Manfaat Jeruk, Buah Kaya Vitamin C Secara sederhana, tubuh membutuhkan asam askorbat karena memang sangat bermanfaat untuk berbagai proses kehidupan. Pembuluh darah, otot, tulang, jaringan ikat, gigi, dan kulit membutuhkan nutrisi ini. Misalnya, agar terhindar dari anemia, tubuh membutuhkan zat besi. Nah, supaya mampu terserap dengan baik, dibutuhkan vitamin C untuk membantu proses tersebut. Tidak hanya itu, nutrisi ini juga sering digunakan untuk mengatasi dan sebagai tindakan pencegahan dari kekurangan asupan vitamin C yang disebut dengan skorbut. Lalu, orang-orang yang memiliki kerentanan terhadap kurang vitamin C karena masalah pencernaan pun membutuhkan suplemen ini. Pasalnya, apabila sudah sangat parah, kondisi tersebut bisa mengakibatkan gusi berdarah, anemia, dan memar pada tubuh. Berapa Dosis yang Dianjurkan? Suplemen asam askorbat bisa dengan mudah kamu dapatkan di apotek terdekat. Cek kebutuhan obat kamu melalui layanan pharmacy delivery di aplikasi Halodoc. Download saja aplikasinya di ponselmu. Kalau kamu harus berobat ke rumah sakit, buat janji lewat aplikasi Halodoc juga bisa kok. Baca juga Ingin Suntik Vitamin C? Kenali Dulu Manfaat dan Bahayanya Akan tetapi, ada jumlah asupan harian yang perlu kamu perhatikan. Pasalnya, kebutuhan rata-rata asam askorbat pada setiap orang tentu saja sangat berbeda, bergantung pada jenis kelamin, kondisi medis yang menyertainya, dan usia. Misalnya, untuk bayi dan anak dengan usia antara 0 sampai 9 tahun, kebutuhan rata-rata asam askorbat adalah sekitar 40 sampai 50 miligram sehari. Sementara untuk remaja perempuan dan laki-laki dengan rentang usia 10 sampai 15 tahun, kebutuhannya adalah 20 sampai 75 miligram dalam satu hari. Kemudian, untuk laki-laki dewasa berusia antara 16 sampai 80 tahun ke atas, kebutuhannya hanya 90 miligram atau setara dengan mengonsumsi dua buah jeruk. Sementara untuk wanita dewasa dengan rentang usia yang sama membutuhkan asupan asam askorbat sekitar 75 miligram saja dalam satu hari. Namun, perhatikan, konsumsi dan kebutuhannya akan menjadi berbeda untuk perempuan yang sedang hamil. Dosisnya adalah sekitar 85 miligram dalam satu hari. Lalu, untuk ibu menyusui, kebutuhannya menjadi 120 miligram dalam sehari. Jadi, ada baiknya kamu tanyakan dulu pada dokter sebelum mengonsumsi asam askorbat ini, ya! Baca juga Terlalu Banyak Konsumsi Vitamin C Bisa Bahayakan Ginjal Hal lainnya yang perlu kamu perhatikan adalah perbanyak konsumsi air putih untuk membantu melancarkan proses penyerapan nutrisi ini di dalam tubuh. Hindari pula menambah, mengurangi, atau bahkan menghentikan konsumsinya secara tiba-tiba tanpa berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter. Referensi Drugs. Diakses pada 2021. Ascorbic Acid. WebMD. Diakses pada 2021. Ascorbic Acid. Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Vitamin C. EMULSI A. Pengertian Menurut FI IV Emulsi adalah sistem dua fase dimana salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain dalam bentuk tetesan-tetesan kecil. Menurut FI III Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan obat terdispersi dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Menurut Lachman Emulsi adalah suatu campuran yang tidak stabil secara termodinamika yang terdiri dari 2 cairan yang tidak saling bercampur. Menurut Parrot Emulsi adalah suatu sistem polifase dari 2 campuran yang tidak saling bercampur. Salah satunya tersuspensi dengan bantuan emulgator keseluruh partikel lainnya. Ukuran diameter partikelnya – 50 m. Menurut Physical Pharmacy Emulsi adalah sistem yang tidak stabil secara termodinamika mengandung paling sedikit dua fase cair yang tidak bercampur satu diantaranya terdispersi sebagai globul-globul fase pendispersi dalam fase cair lainnya fase kontinyu distabilkan dengan adanya bahan pengemulsi/emulgator. Menurut Scovilles Emulsi yang digunakan dalam farmasi adalah sediaan yang mengandung 2 cairan yang tidak bercampur, satu diantaranya terdispersi secara seragam sebagai globul. Menurut Formularium Nasional Emulsi adalah sediaan berupa campuran terdiri dari dua fase cairan dalam sistem dispersi; yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya; umumnya dimantapkan dengan zat pengemulsi. Menurut Ansel Emulsi adalah suatu dispersi dimana fase terdispersi terdiri dari bulatan-bulatan kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak saling bercampur. Menurut DOM Martin Emulsi adalah sistem heterogen, terdiri dari kurang lebih satu cairan yang tidak tercampurkan yang terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk tetesan-tetesan di mana diameternya kira-kira 0,1 mm atau dapat diartikan sebagai dua fase yang terdiri dari satu cairan yang terdispersi dalam cairan lainnya yang tidak tercampurkan. Kesimpulan Emulsi adalah suatu sistem heterogen yang tidak stabil secara termodinamika, yang terdiri dari paling sedikit dua fase cairan yang tidak bercampur, dimana salah satunya terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk tetesan–tetesan kecil, yang berukuran 0,1-100 mm, yang distabilkan dengan emulgator/surfaktan yang cocok. Emulsi berasal dari kata emulgeo yang artinya menyerupai milk, warna emulsi adalah putih. Pada abad XVII hanya dikenal emulsi dari biji-bijian yang mengandung lemak, protein dan air. Emulsi semacam ini disebut emulsi vera atau emulsi alam, sebagai emulgator dipakai protein yang terdapat dalam bij tersebut. Pada pertengahana abad XVIII, ahli farmasi perancis memperkenalkan pembuatan emulsi dari oleum olivarum, oleum anisi dan eugenol oil dengan menggunakan penambahan gom arab, tragacanth dan kuning telur. Emulsi yang terbentuk karena penambahan emulgator dari luar disebut emulsi spuria atau emulsi buatan. B. Komponen Emulsi Komponen emulsi dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu Komponen dasar, yaitu bahanpembentuk emulsi yang harus terdapat di dalam emulsi, terdiri atas Fase dispers/ fase internal/ fase diskontinu/ fase terdispersi/ fase dalam, yaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil di dalam zat cair lain. Fase eksternal/ fase kontinu/ fase pendispersi/ fase luar, yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai b ahan dasar bahan pendukung emulsi tersebut Emulgator, adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi. Komponen tambahan, adalah bahan tambahan yang sering ditambahkan ke dalam emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Misalnya corrigen, saporis, odoris, colouris, pengawet perservative, dan anti oksidan. Pengawet yang sering digunakan dalam sediaan emulsi adalah metil-, etil-, propil-, dan butil-paraben, asam benzoat, dan senyawa monium kuarterner. Antioksidan yang sering digunakan antara lain asam askorbat vitamin C, a-tokoferol, asam sitrat, propil galat, dan asam galat. C. Tipe Emulsi Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal ataupun eksternal, emulsi digolongkan menjadi dua macam, yaitu Emulsi tipe O/W oil in water atau M/A minyak dalam air, adalah emulsi yang terdiri atas butiran minyak yang tersebar atau terdispersi kedalam air. Minya sebagai fase internal dan air sebagai fase eksternal. Emulsi tipe W/O water in oil ata A/M air dalam minyak, adalah emulsi yang terdiri atas butiran air yang tersebar atau terdispersi ke dalam minyak. Air sebagai fase internal dan minyak sebagai fase eksternal. D. Tujuan Pemakaian Emulsi Emulsi dibuat untuk mendapatkan preparat atau sediaan yang stabil dan merata atau homogen dari campuran dua cairan yang salin tidak bercampur. Tujuan pemakaian emulsi adalah Untuk dipergunakan sebagai obat dalam atau per oral. Umumnya emulsi tipe o/w. Untuk dipergunakan sebagai obat luar. Bisa tipe o/w maupun w/o, tergantung banyak faktor, misalnya sifat zatnya atau efek terapi yang dikehendaki. E. Bahan-bahan Pengemulsi Emulgator 1. Emulgator Alam Emulgator Alam yaitu emulgator yang diperoleh dari alam tanpa proses yang rumit. Dapat digolongkan menjadi tiga golongan A. Emulgator dari tumbuh-tumbuhan 1 Gom arab 2 Tragakan 3 Agar-agar 4 Chondrus 5 Emulgator lain B. Emulgator hewani 1 Kuning telur 2 Adeps lanae C. Emulgator dari mineral 1 Magnesium Aluminium Silikat Veegum 2 Bentonit 2. Emulgator Buatan/Sintetis A. Sabun B. Tween 20; 40; 60; 80 C. Span 20; 40; 80 Emulgator dapat dikelompokkan menjadi Anionik sabun alkali, Na-lauril sulfat. Kationik senyawa amonium kuarterner. Nonionik tween dan span. Amfoter protein, lesitin. F. Cara Pembuatan Emulsi 1. Metode Gom Kering atau Metode Kontinental Dalam metode ini, zat pengemulsi biasanya gom arab dicampur dengan minyak terlebih dahulu, kemudian ditambahkan air untuk membentuk korpus emulsi, baru diencerkan dengan sisa air yang tersedia. 2. Metode Gom Basah atau Metode Inggris Zat pengemulsi ditambahkan kedalam air zat pengemulsi umumnya larut dalam air agar membentuk suatu musilago, kemudian perlahan-lahan minyak dicampurkan untuk membentuk emulsi, kemudian diencerkan dengan sisa air. 3. Metode Botol atau Metode Botol Forbes Digunakan untuk minyak menguap dan zat-zat yang bersifat minyak dan mempunyai viskositas rendah kurang kental. Serbuk gom dimasukkan kedalam botol kering ditambahkan 2 bagian air, botol ditutup, kemudian campuran tersebut dikocok dengan kuat. Tambahkan sisa air sedikit demi sedikit sambil dikocok. G. Kestabilan Emulsi Emulsi dikatakan tidak stabil jika mengalami hal-hal seperti dibawah ini. Creaming yaitu terpisahnya emuulsi menjadi dua lapisan, yaitu satu bagian mengandung fase disfer lebih banyak daripada lapisan yang lain. Creaming bersifat reversibel, artinya jika dikocok perlahan-lahan akan terdispersi kembali. Koalesensi dan cracking breaking adalah pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butir minyak berkoalesensi atau menyatu menjadi fase tunggal yang memisah. Emulsi ini bersifat ireversibel tidak dapat diperbaiki kembali. Hal ini terjadi karena adanya peristiwa kimia seperti penambahan alkohol, perubahan pH, peristiwa fisika seperti pemanasan, penyaringan, pengadukan, pendinginan, dan peristiwa biologis seperti fermentasi bakteri, jamur, atau ragi. Inversi fase adalah peristiwa berubahnya tipe emulsi o/w menjadi w/o secara tiba-tiba atau sebaliknya. Sifatnya ireversible. H. Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan Emulsi Mortir dan Stemper Botol Mixer dan Blender Homogenizer Colloid Mill Pustaka Syamsuni, 2005. Ilmu Resep. Jakarta Penerbit Buku Kedokteran. Anief, Moh. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta Gadjah Mada University Press. 0% found this document useful 0 votes147 views31 pagesDescriptionKrim As. Askorbat Vit COriginal TitleLAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN EMULSICopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes147 views31 pagesLaporan Praktikum Pembuatan EmulsiOriginal TitleLAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN EMULSIJump to Page You are on page 1of 31 LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID PERCOBAAN I PEMBUATAN EMULSI DUSUSUN OLEH NAMA MIFTHA HUSNUH AULIA NIM 201802039 KELAS FARMASI IB KELOMPOK III TIGA PENANGGUNG JAWAB JUMASNI ADNAN, Apt ASISTEN JUMASNI ADNAN, Apt LABORATORIUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID PROGRAM STUDI D III FARMASI STIKES PELAMONIA KESDAM VII/WRB MAKASSAR 2019 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia farmasi kita mengetahui beberapa bentuk sediaan obat yang umumnya di pakai dalam pembuatan obat. Setiap bentuk sediaan memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing sesuai dengan kebutuhan dan untuk apa obat itu di pakai. Salah satu bentuk sediaan dari obat yang sering di jumpai dan sering di gunakan merupakan emulsi. Menurut Farmakope Indonesia edisi III, emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Menurut Farmakope Indonesia IV, emulsi adalah sIstem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil, sehingga dibutuhkan zat pengemulsi atau emulgator untuk menstabilkannya sehingga antara zat yang terdispersi dengan pendispersinnya tidak akan pecah atau keduannya tidak akan terpisah. Metode yang dapat digunakan untuk menilai efisiensi emulgator yang ditambahkan adalah metode HLB Hydrophilic-Lipophilic Balance. Ditinjau dari segi kepolaran, emulsi merupakan campuran cairan polar dan cairan non polar. Salah satu emulsi yang kita kenal sehari-hari adalah susu, di mana lemak terdispersi dalam air. Dalam susu terkandung kasein suatu protein yang berfungsi sebagai zat pengemulsi. Krim merupakan salah satu bentuk sediaan yang digunakan untuk kulit. Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi yang mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Krim yang dapat dicuci dengan air M/A, ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika. Sifat umum sediaan krim ialah mampu melekat pada permukaan tempat pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan ini dicuci atau dihilangkan. Krim dapat memberikan efek mengkilap, berminyak, melembapkan, dan mudah tersebar merata, mudah berpenetrasi pada kulit, mudah/sulit diusap, mudah/sulit dicuci air. Keuntungan sediaan krim ialah kemampuan penyebarannya yang baik pada kulit, memberikan efek dingin karena lambatnya penguapan air pada kulit, mudah dicuci dengan air, serta pelepasan obat yang baik. Selain itu tidak terjadi penyumbatan dikulit dan krimnya tampak putih dan bersifat lembut. Vitamin C memiliki peranan besar bagi tubuh seperti sebagai pembentukan kolagen, absorbsi dan metabolism besi, melindungi sel darah putih dari enzim yang dilepaskan saat mencerna bakteri yang telah ditelan, sintesa hormon steroid dari kolesterol, dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi serta sebagai antioksidan. Namun mengkonsumsi vitamin secara berlebihan dapat menimbulkan efek samping yang cukup serius. Untuk menghindari itu dibuatlah sediaan emulsi krim vitamin C Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

asam askorbat dalam emulsi berfungsi sebagai